PERLUKAH PENDIDIKAN INDONESIA BERUBAH ?

(Terinspirasi dari Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Materi Pengaruh IPTEK terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia)

 

“…..Gelar kesarjanaan adalah sunset industry. Sekolah berbasis bata dan semen (mortal and brick) adalah susset industry….”. Pernyataan ini merupakan komentar  seorang bapak (orang tua siswa ) yang menghadap DPR/Senat Amerika beberapa bulan lalu yang mungkin akan  merubah masa depan belajar dunia.

 

Di masa pandemi covid-19 banyak terjadi diskusi dengan para orang tua yang bosan (lebih tepat “bete”) dengan kegiatan sekolah swasta yang tetap bayar SPP seperti masa normal, namun guru-gurunya mengajar pakai online, juga di sekolah negeri  yang gurunya sangat tidak siap mengajar via online  dan gayanya yang sama di dalam mengajar online dengan di kelas. Ini membuat pelajaran tidak ada yang masuk di otak para siswa. Guru ilmunya tinggi, namun cara mengajar adalah skill dan seni tersendiri. Karena faktor akademis yang ditekankan, maka ilmulah yang ditekankan. Padahal dalam dunia mengajar ada hal yang tak kalah penting yaitu cara/metode/pendekatan mengajar dan ilmu yang esuai dengan dunia nyata (terupdate saat ini). Subjek kali ini adalah MASA DEPAN anak dengan Pendidikan  yang sesuai dengan kebutuhan pasar seperti minat dan bakat.

 

Dalam sebuah video , ditampilkan seorang orang tua siswa di Amerika Serikat yang mengajukan review Undang-undang Pendidikan di Amerika kepada DPR Amerika beberapa bulan yang lalu. Dimana menurutnya, telah terjadi pergeseran cara karena efek pandemi covid-19. Dan digitalisasi membuat pelajaran sulit untuk diterima para siswa. Di depan anggota DPR dia mengajukan pertanyaan: “siapa presiden Amerika ke-16 ?”. Semua anggota DPR bingung dan coba-coba mengingat dan menebak. Pertanyaannya dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan lagi : “…. kemudian unsur  kimia setelah Rhodium apa? Kemudian apa gunanya DNA dan RNA dalam tubuh manusia ? Dimana palung laut terdalam di dunia? Apa  nama tempat paling tinggi kadar oksigennya? Semuanya bingung menjawabnya. Lalu dia katakan: “ …. ambil google  dan cari keyword tadi dan Anda akan menemukan jawabannya. Kemudian dia melanjutkan pertanyaannya : “….. mengapa anak-anak otaknya berisi hafalan, yang semuanya ada di google dan bukannya seharusnya siswa-siswa diajari dan dibekali dengan bagaimana cara memproses informasi dan membuat otak berpikir intelektual?” Inilah pernyataan berharga milyaran dollar .

 

Apa efek diskusi dengan anggota DPR tersebut.  Saat ini, Amerika Serikat mengubah cara mengajarnya dan apa yang dipelajari di kelas, dimana fungsi ruang kelas semakin berkurang. Sungguh, system edukasi di Indonesia harus diubah segera. Pronto (dunia hafalan) harus dihilangkan, dunia ketrampilan harus  ditingkatkan. System nilai harus ditiadakan dan ujian ganti dengan system kompetisi kekaryaan, kompetisi olahraga, kompetisi science, budaya, seni, dan sebagainya. Kalau bisa, sekolah hanya sampai kelas XI saja atau hanya sampai kelas 2 SMA. Sekolah dibagi 2 yaitu sekolah dasar  yaitu kelas 1-6, sekolah menengah yaitu kelas 7-11 saja. Lalu, 1 tahun wajib militer tinggal di barak untuk menggembleng sikap dan rasa nasionalisme siswa. Setelah itu, lanjut kuliah di perguruan tinggi, namun fokusnya bukan degree tapi ketrampilan. Sekolah kelas 1-11 adopsi homeschooling di kombinasi sekolah konvensional plus buang system nilai, ganti dengan system kompetensi dan kompetisi. Sekolah hanya dari jam 08.00-12.00 untuk kelas 1-3, jam 08.30-14.00 untuk kelas 4-7 dan jam 09.00-15.00 untuk kelas 8-11. Tidak ada pekerjaan rumah. Sungguh, kalau Indonesia tidak segera merubahnya, maka Indonesia akan tertinggal jauh, dan ini  perlu tindakan sangat drastis. Kita harus memutar haluan sampai 90’ jika mungkin. Arah Pendidikan saat ini kurang baik, pendidikann kita sistemnya mengarah ke arah yang tidak jelas, bukan ke dunia baru yaitu dunia pencerahan. Sistem Pendidikan kita tidak membuat anak menjadi berkemampuan yang up to date (kekinian), kebanyakan hanya hafalan. Harusnya siswa dipacu untuk kompeten dan mumpuni attitude-nya, sosial skill-nya, kemampuan bahasanya, buku yang dibacanya, leadership skill-nya, team work-nya, kompetisi olahraganya, kompetisi seni budayanya, kompetisi music tradisional-modernnya. Siswa harusnya dibimbing untuk memahami dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dimana mendapatkan sumber pencari income yang banyak.

 

Kita harus melihat kenyataan ke depan sekarang, pendidikan berbasis game ala The Sims dimana  robot (kecerdasan buatan) akan menggantikan tugas guru. Diramalkan profesi dosen dan guru akan hilang/tinggal sedikit karena kampus dan sekolah akan berubah semacam EO (event organizer) yang mengorganisir kegiatan aktivitas harian siswa dengan berbagai ketrampilan seperti ketrampilan masak, pertukangan, main saham, main forex, tambang kripto, dan lain-lain. Lalu dunia kampus perkuliahannya langsung dari ilmuan-ilmuan kelas dunia dari ruang masing-masing atau dari rumah masing-masing. Sebuah realita dunia pekerjaan saat ini yang sama sekali tidak akan ada sambungannya dengan apa yang anak-anak pelajari saat ini di sekolah dan di kampus. Itu adalah realita.  Itu adalah keluhan dari banyak pengusaha dimana mereka harus mengeluarkan biaya training yang besar bagi karyawan barunya walaupun yang direkrut adalah alumni kampus ternama dengan predikat cum laude. Dan pada saat ini juga kita menyaksikan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang tak pernah kita kenal  10 tahun lalu misalnya, barista, blogger, web developer, apps creator/developer, smart chief listener, smart kettle manger, big data analyst, cyber troops, cyber psychologist, cyber patrol, forensic syber crime,  smart animator, game developer, medical sonographer, crowdfunding specialist, social entrepreneur, fashionista dan ambassador, cloud computing services, cloud servicespecialist, dog whisperer, drone operator, dan lain sebagainya. Kita juga mendapat fakta bahwa ribuan cabang bank di seluruh dunia sudah ditutup dan ribuan lagi akan ditutup. Di bank, tawaran untuk pensiun dini bagi sebagian besar karyawannya mulai dari teller sampai office credit sudah terjadi saat ini. Dipastikan 10 tahun ke depan, cabang bank tinggal 50% di seluruh dunia dibandingkan 10 tahun lalu. Kelak, bila blockchain revolution menjadi kenyataan di terima cepat di Indonesia maka bukan hanya mesin ATM yang menjadi besi tua melainkan juga mesin-mesin EDC. Ini tentu akan merambah daftar panjang  pekerjaan-pekerjaan lama yang akan hilang. Fakta lapangan, ribuan bidang pekerjaan dan bisnis seperti kasir di supermarket, sopir, taksi, loper koran, agen-agen asuransi, guru-dosen, juga sejumlah akuntan diramalkan akan berkurang tinggal 50% dalam 10 tahun ke depan dibanding dengan saat ini.

 

Kita tentu harus segera merubah dunia pendidikan selaras dengan pekerjaan-pekerjaan dunia bisnis dan kegiatan manusia yang baru. Harus dilakukan sekarang. Kalau tidak mampu dilakukan dalam 3 tahun ke depan, maka Indonesia akan tergilas oleh jaman dan anak-anak kita, generasi pemegang tongkat estafet masa depan Bangsa Indonesia akan menjadi penonton dan budak di negerinya. Ayo bangun Pendidikan Indonesia !!!

 

 

 

Penulis

Irwan Lutemadi

Guru PPKN SMA Frater Don Bosco Manado