Pada hari Sabtu, 2 April 2022 OSIS SMA Frater Don Bosco Manado melaksanakan Rekoleksi sehari di kompleks sekolah.

Peserta Rekoleksi kali ini terdiri dari seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 141 siswa. Rekoleksi ini mengambil tema “You'll never walk alone” (Lukas 24:13-35). Sedikit berbeda dengan pengalaman sebelumnya bahwa kegiatan rekoleksi tahun ini diadakan di lingkungan sekolah mengingat bahwa ada pembatasan aktifitas yang disebabkan oleh pandemik covid-19.

Pastor Troy Kalengkongan Pr sebagai pemateri dalam rekoleksi kali ini mengingatkan kepada para siswa: “Hari-hari ke depan ini merupakan hari yang istimewa untuk seluruh siswa kelas XII karena kalian semua sedang berada pada masa peralihan antara masa putih abu-abu ke lingkungan kampus. Suasana dan situasi yang berbeda yang harus disikapi secara serius sejak jauh-jauh hari. Banyak mahasiswa saat ini yang menyandang mahasiswa tanpa tujuan akhir. Mereka berada di bangku kuliah tetapi kurang mempersiapkan diri dengan baik ketika hendak melangkahkan kaki sehingga menjadikan lingkungan perkuliahan sebagai tempat persinggahan semata. Ada yang keliru dengan proses pengambilan keputusan ketika berada di akhir masa belajar di SMA.”

Foto : Pastor Troy Kalengkongan Pr sebagai pemateri

Para peserta rekoleksi dari kelas XII sudah berada di kompleks sekolah sejak jam 07.00 Wita.  Dengan berpakaian agak bebas tapi sopan mereka mulai berdatangan sambil tidak lupa melakukan registrasi  kepada para pengurus OSIS yang bertugas. Para pengurus OSIS didampingi oleh para pembina OSIS yaitu Fr. Gusti Nai Aki CMM, Pak Chris Aray, Ibu Secilia Wetik, Ibu Meygi Lolong bersama para Wali Kelas XII. 

Foto :  Para Pembina OSIS yaitu Fr. Gusti Nai Aki CMM (Baju Hitam), Pak Chris Aray (Baju Orange) sedang memberikan arahan kepada para peserta rekoleksi.

Foto :  Para peserta rekoleksi dari kelas XII

Acara dimulai dengan sesi pembukaan dan perkenalan yg dipandu oleh Chievo Kures, Ketua OSIS terpilih masa bhakti 2022-2023.

Bapak Drs. Petrus Umboh mewakili pimpinan sekolah dalam sambutannya mengingatkan para peserta rekoleksi bahwa, kegiatan rekoleksi merupakan salah satu program sekolah dalam kaitannya dengan dimensi spiritual siswa. Para siswa bukan hanya dituntut cerdas secara kognitif tetapi juga harus memiliki keseimbangan  kecerdasan afektif dan psikomotorik. Di dalamnya nilai-nilai keimanan (fides) menjadi harga mati bagi para siswa dan siswi SMA Frater Don Bosco Manado.

Setelah sesi pembukaan, kegiatan rekoleksi dilanjutkan dengan materi-materi yang telah disiapkan oleh para pemateri. Pastor Troy pada sesi pertama menggarisbawahi situasi dan kondisi bumi yang didiami oleh manusia saat ini. Bumi sedang sakit, bumi sedang menderita bahkan bumi sedang menangis. Konsekuensi logis dari pilihan sadar manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mendapatkan wewenang bahkan hak untuk mendiami dan mengolah bumi dan segala isinya. Namun manusia kadang lupa bahwa segala sesuatu yang ia miliki saat ini tidak selamanya akan menjadi utuh.  Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari manusia untuk menjadi penghuni bumi yang dikehendaki Tuhan dan bertanggungjawab. Kesadaran ekologis harus menjadi salah satu kekuatan manusia dewasa ini untuk menyelamatkan bumi dan segala isinya.

Acara rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Bram Tulusan MSC yang juga telah mengisi dua sesi terakhir kegiatan rekoleksi ini.  Dalam khotbanya, Pastor Bram mengingatkan bahwa dewasa ini sering terjadi kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur dan wanita pada umumnya. Kebanyakan dari para korban tidak menyadari bahwa mereka sedang berada pada status darurat kekerasan seksual. Pada periode Januari-Oktober 2021, Komnas Perempuan menerima aduan 4.500 kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka ini melonjak drastis dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2020. Dengan semakin sempitnya ruang aman bagi perempuan, maka tidak heran jika saat ini Indonesia dilabeli darurat kekerasan seksual. Secara moral, masyarakat berperan sebagai passive community karena tidak terlibat langsung dengan kejadian. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kontribusinya berakhir begitu saja, masyarakat harus menjelma menjadi support community yang siap memberikan pendampingan dan ruang aman bagi korban. Kita tidak bisa hanya diam dan tutup mata atas apa yang terjadi di sekitar kita. It’s time to speak up terhadap pelaku kekerasan seksual sebab, tubuh manusia adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” (1 Korintus 6, 19-20)

Para siswa kelas XII sudah bisa kembali ke rumah mereka  sekitar pukul 17.30  dengan membawa semangat yang baru untuk hidup yang selalu diperbaharui. (Chris Aray S.Fils.)